PENARI GUEL

(sumber gambar; detak unsyiah)


Karya Rasnadi Nasry. FLP TAKENGON

 

Nada melantun, rima terkirim

meruang meraung, bagai lolongan musim-musim

menyisir irama, mahsyuk merangkum sanubari

Menafsir jejak-jejak yang menuntun gerak-gerik penari

 

Ketukan-ketukan dendang membicarakan langkah jiwa.

Hempas, bumi bergemuruh dalam kesan mistis,

Kepak sayap penari berkelok, kiri kanan, melingkar mengoyak suara kelam

Mengepak-mengepak

Meninggi-meninggi

Menggapai ilusi imaji

 

Dara-dara muda mengangkat bahu, mengikut ketuk, Mengiring langkah

Jemarinya yang lentik membawa cahaya mengisahkan perjalanan lelah

Dari pegunungan kabut menyusuri lorong gulita memerah

Menjawab sebuah kesaksian akan kenyataan titah

 

Mengepak-mengepak

Syair-syair lirih disuarakan, membersamai hening

Mencipta air mata karena di ujung pedang ada darah penghianatan

Sebuku, bagai jerit-jerit malam yang tak henti terisak.

Sebuku, bagai sekuntum kutukan

 

Lalu, ketukan-ketukan kisah kembali didendangkan

Dengan liuk dan geliat para penari

Meninggi-meninggi ke awang-awang

Menyusur langit membelai awan

Menoleh fakta, bahwa kita adalah raja

 

Dayu-mendayu

Suara suling menjadi prolog sekaligus epilog langkah gemulai

Mengidupkan kembali ingatan-ingatan penjalanan

Siang malam, akan sebuah kesaksian

 

Mengepak-mengepak

Meninggi-meninggi

 

Takengon, 3 juni 2016

Tidak ada komentar